
Berawal Menjadi Ibu Rumah Tangga, Kini Menjadi Pengusaha
Setiap usaha berawal dari mimpi, dan setiap nama menyimpan doa. Beltsa Modeste lahir dari cinta seorang Ibu yang dirangkai dari nama dua buah hati tercinta: Belva dan Sabita. Nama ini bukan sekadar identitas usaha, namun ada harapan dibaliknya. Dengan harapan, usaha ini bisa seberuntung anak-anaknya yang memiliki banyak teman, ramai, dan selalu membawa keberkahan. Itulah filosofi dibalik usaha rintisan ibu Endang Dwi Sudarmi yang sudah berjalan sejak tahun 1998.
Jahitan Keluarga Membuka Jalan Baru
Merintis sebuah usaha bukanlah hal yang mudah. Usaha ini berawal dari Bu Endang yang hanya menerima pesanan jahitan hanya dari saudara saja, tepatnya ketika menjelang Hari Raya Idul Fitri. Siapa sangka kalau hasil dari tangannya yang terampil, mampu menciptakan jahitan yang rapi dan menawan. Beberapa kali dari saudaranya memesan jahitan kepadanya, bahkan merekomendasikan rekannya untuk menjahit baju di Bu Endang. Satu-dua pesanan pun berubah menjadi lebih banyak, karena keluarga mulai merekomendasikan jasanya ke orang lain. “Nah, kemudian bulik punya temen yang akhirnya dibawa ke saya,” ungkapnya dengan serius.
Dari momen sederhana itu, Bu Endang menyadari bahwa keterampilannya bukan sekadar honi, melainkan peluang yang bisa ia tekuni. Tahun 2000 menjadi titik awal Bu Endang menekuni usaha dengan lebih serius, meski jalannya sederhana, yakni dari mulut ke mulut.

Pandemi Redupkan, Beltsa Modeste Terus Bertahan
Seiring berjalannya waktu, layaknya roda kehidupan, usaha pun tak selamanya berada di atas. Adakalanya masa-masa yang penuh semangat, tetapi ada pula di saat semuanya terasa berat. Pandemi Covid-19 menjadi salah satu titik terberat, ketika pesanan hilang dan harapan nyaris padam. Kesulitan untuk bangkit kembali pun cukup besar, namun semangat bu Endang tak pernah gentar. Di tengah keterpurukan, kesempatan datang. DIVA UMKM hadir membantu para pegiat UMKM, termasuk bu Endang yang tergabung dalam pelatihannya. Ia mengaku, sebelumnya tak mengerti bagaimana cara membuat dan mengelola WhatsApp Bisnis serta Google Bisnis. Namun, setelah tergabung dalam pelatihan, ia mulai memahami betapa pentingnya kehadiran digital. Ia pun mulai menerapkannya, dan perlahan-lahan pelanggan kembali berdatangan, tak hanya dari sekitar tempat tinggalnya tapi juga dari berbagai daerah.

Bergerak Mampu Menciptakan Dampak
Kegagalan adalah bagian dari proses, justru ini menjadi titik balik menuju kebangkitan yang lebih kuat lagi. Dengan mengikuti pelatihan DIVA UMKM ini, banyak membawa dampak nyata kepada usaha bu Endang. Beragam kegiatan dan pengetahuan baru ia dapatkan melalui pelatihan ini. Modul yang paling berdampak adalah modul branding dan digital marketing. Tidak hanya itu saja, pengalaman lucu pun juga ia rasakan ketika kesulitan pertama kali mengakses Google Bisnis dan harus belajar ulang karena lupa langkah-langkahnya. Bagi sesama pegiat UMKM, ia berpesan "Jangan menyerah dan harus berani. Kalau kita punya usaha, kita harus berani menunjukkannya kepada orang lain."

Semangat yang Tak Pernah Padam
Ibu Endang Dwi Sudarmi adalah potret semangat wirausaha yang tidak padam meski diterpa tantangan. Dengan kemauan belajar dan semangat pantang menyerah, Beltsa Modeste bukan hanya bertahan, tapi juga tumbuh dalam era digital.

Cerita Diva Lainnya

Sentuhan Rasa Kucai Membawa Keripik Masshita Dikenal Luas
Di balik riuh Pasar Kliwon, Solo, tersimpan kisah Rustini, seorang ibu yang menjadikan cinta keluarga sebagai alasan memulai usaha. Dari kegagalan membuat keripik singkong, ia berinovasi lewat tempe bercampur kucai khas kampung halamannya di Tegal. Dari dapur rumah sederhananya, lahirlah Masshita, keripik tempe dengan cita rasa berbeda yang kini mulai dikenal banyak orang.
Baca selengkapnya
Dari Penjual Kosmetik Berlanjut Meniti Usaha Keripik
Dari Mojogedang, Karanganyar, Ibu Dita mulai dikenal di masyarakat berkat keripik gatot yang khas. Seorang ibu yang tak hanya cekatan sebagai pebisnis, tapi juga sebagai seorang ibu. "Marvel" adalah merek keripik yang diambil dari nama anaknya, harapannya agar nama tersebut terus melekat di hati banyak orang. Awalnya, Ibu Dita adalah penjual kosmetik sejak tahun 2012. Namun pada 2024, ia mulai merintis usaha keripik berbahan dasar gatot, singkong fermentasi khas Jawa, yang gurih dan khas.
Baca selengkapnya
Malessa Fashion, Perca dari Tipes yang Menyatukan Ibu dan Anak
Di gang-gang Tipes yang ramai, suara mesin jahit kerap terdengar dari rumah sederhana milik Madu Mastiti. Dari potongan kain perca, ia membangun Malessa Fashion, sebuah usaha yang ia namakan dari gabungan dirinya dan sang anak, Alesha. Keputusan meninggalkan pekerjaan kantoran demi lebih dekat dengan keluarga justru membuka jalan baru, jalan yang penuh keberanian, disiplin, dan semangat untuk terus bertumbuh.
Baca selengkapnya